Artikel Pilihan

Potensi Buah dan Biji Pohon Pinang Sebagai Insektisida Nabati #Part 2

Insektisida nabati merupakan salah satu jenis pestisida yang khusus digunakan untuk membasmi atau membunuh serangga-serangga pengganggu tanaman pertanian maupun perkebunan. Insektisida nabati berbeda dengan insektisida pada umumnya yang menggunakan senyawa kimia sintesis. Insektisida nabati menggunakan bahan-bahan alam yang berasal dari ekstrak tumbuhan.

Salah satu tumbuhan yang berpotensi tersebut adalah pohon pinang. Biasanya bagian tubuh pohon pinang yang digunakan adalah buah dan biji. Pada artikel sebelumnya telah dibahas potensi buah dan biji pohon pinang untuk membasmi serangga pengganggu komoditas pertanian dan jenis-jenis serangganya.

Ternyata masih ada jenis serangga lain yang keberadaannya bisa disingkirkan dengan memanfaatkan buah dan biji pohon pinang sebagai insektisida nabati. Dalam artikel ini akan dibahas serangga jenis lain yang dapat dibasmi meggunakan insektisida nabati pohon pinang. Adapun jenis-jenis serangga tersebut adalah sebagai berikut:

ciri ciri pohon biji pinang

1. Spodoptera liturra F. (Ulat Grayak)

Ulat grayak adalah salah satu jenis hama pertanian yang menyerang tanaman muda maupun tua. Komoditas pertanian yang sering diserang oleh ulat ini adalah sawi, kangkung, cabai dan bayam Ulat ini biasanya memulai aktivitas makan nya pada saat malam hari, sehingga dapat mempengaruhi kualitas produksi saat pagi harinya.

Sementara itu ketika siang hari, ulat tersebut akan bersembunyi dibalik daun tanaman atau bersembunyi di bawah tanah. Telur ulat grayak yang baru menetas akan memunculkan ulat dan langsung memakan helaian daun tanaman yang menjadi inangnya dan meninggalkan lapisan epidermis daun. Namun ketika ulat grayak sudah pada fase ulat instar akhir, akan memakan daun hingga tinggal tulang-tulang daun saja.
ciri ciri pohon pinang ulat
Sumber: eri.com
Untuk mengendalikan ulat grayak biasanya menggunakan insketisida kimia sintetis. Namun tentu saja penggunaan insektisida ini dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan beberapa dampak negatif seperti resistensi hama, meningkatnya populasi hama. Selain itu juga dapat membunuh musuh alami ulat grayak dan terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Juga :

Oleh karena itu diperlukan sarana alternatif untuk mengendalikan keberadaan ulat grayak ini dengan cara yang aman dan ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan pestisida nabati yang memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan utamanya. Tumbuhan yang bisa berpotensi adalah biji pohon pinang (Areca catechu).

Berdasarkan Penelitian Eri (2014), ulat grayak mengalami kematian lebih cepat setelah diberikan ekstrak biji pohon pinang dengan konsentrasi 40 gr/L. Kematian yang ditimbukan adalah sebesar 50% pada waktu 50 jam pengamatan. Sementara itu untuk kematian total ulat grayak sebesar 83,23% pada konsentrasi 40 gr/L dalam kurun waktu 72 jam.

Semakin tinggi konsentrasi biji pinang yang diberikan maka semakin tinggi kandungan senyawa arekolin dalam ekstrak sehingga menyebabkan semakin cepat waktu kematian ulat grayak.


2. Helicoverpa armigera Hubner (Larva Penggrek Tongkol Jagung Manis)

Larva penggerek tongokol jagung merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan kerugian hasil panen jagung mansi. Proses serangan larva tersebut dimulai ketika jagung manis membentuk kuncup bunga, terbentuk bunga yang mekar hingga terbentuk buah muda. Saat terbentuk buah muda, larva tersebut masuk ke dalam jaringan dan menggerek tongkol agung lalu memakan biji jagung.

Untuk mengendalikan larva H. armigera petani biasanya menggunakan insektisida kimia sintetik. Ada beberapa keunggulan dari penggunaan insektisida ini, yaitu muda untuk didapatkan dan diaplikasikan, dan hasil nya cepat terlihat.

Namun tentunya dibalik keuggulan tersebut terdapat kerugian yang harus diwaspadai apabila insektisida sintetik digunakan dalam jangka waktu lama, yaitu timbulnya resistensi hama, terjadinya pelonjakan populasi, hingga masalah lingkungan.

Adapun solusi yang dapat dijadikan alternatif untuk menggantikan insektisida sintetis adalah insektisida nabati yang menggunakan tumbuhan sebagai bahan utamanya. Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati untuk membasmi larva penggerek tongkol jagung adalah biji pohon pinang.

berdasarkan hasil penelitian Dewi (2017) diketahui bahwa pemberian ekstrak tepung biji pohon pinang dengan konsentrasi 60 g/L dapat mematikan larva dalam kurun waktu 23 jam. Sementara waktu yang dibutuhkan untuk mematikan 50% larva ketika diberikan ekstrak tepung biji pohon pinang sebanyak 60 g/L adalah 48 jam. Setelah akhir waktu pengamatan besarnya presentase kematian larva keseluruhan adalah 95% pada pemberian ekstrak tepung biji pohon pinang 60 g/L.
ciri ciri pohon pinang larva
Sumber: eurekalert.org
Kematian ulat grayak dan larva penggerek tongkol jagung ketika diberi ekstrak biji pinang disebabkan karena adanya senyawa arekolin pada biji pohon pinang. Senyawa tersebut bertindak sebagai racun bagi 2 hama tersebut.

Saat senyawa itu terserap ke pori-pori ulat grayak dan larva penggerek, senyawa tersebut tersebar ke seluruh jaringan tubuh dan mengganggu sistem syaraf. Sistem syaraf yang terganggu tersebut dapat mempengaruhi perilaku dari ulat grayak dan larva penggerek dan menghambat sisi reseptor mulut, sehingga kedua hama tersebut mengalami kelumpuhan hingga kematian karena tidak mendapat melakukan akivitas makan.

Baca Juga :


Belum ada Komentar untuk "Potensi Buah dan Biji Pohon Pinang Sebagai Insektisida Nabati #Part 2"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel