Artikel Pilihan

Budidaya Pohon Jati dengan Metode Kultur Jaringan

ciri ciri pohon jati

Permintaan yang tinggi terhadap kayu jati menyebabkan permintaan terhadap bibit unggul pohon jati cukup tinggi. Harga kayu jati yang tinggi mendorong hal ini sehingga peluang bisnis untuk menyediakan bibit unggul dalam jumlah besar terbuka lebar. Salah satu cara untuk memperbanyak tanaman adalah dengan metode kultur jaringan. Apakah kultur jaringan itu ?


Konsep dasar

Metode kultur jaringan adalah padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk istilah tissue culture, weefcel cultuus atau gewebe kultur. Metode ini berdasakan konsep bahwa setiap sel yang terdapat pada semua bagian tumbuhan pada dasarkan memiliki potensi untuk tumbuh berdiferensiasi atau berkembang menjadi berbagai macam organ. Misalnya sel dari batang sebetulnya bisa dibiakkan menjadi sel yang lengkap memiliki daun akar, dan batang.

Jadi kultur jaringan ini adalah cara untuk membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tenaman lain yang berukuran kecil, namun memiliki sifat yang sama persis dengan indukannya. Sifat yang sama persis inilah yang menjadi keuntungan dari metode kultur jaringan.

Misalnya ada pohon jati yang memiliki pertumbuhan batang lurus, tahan penyakit, tidak banyak cabang, tumbuhnya cepat, maka bila dilakukan metode kultur jaringan terhadap pohon jati ini akan didapat tanaman kecil yang memiliki sifat sama persis dengan indukan yang menjadi sumbernya.

Manfaat dan keuntungan

Berapa banyak yang bisa dibuat? Tidak terbatas, karena yang diperlukan hanya mengambil sebagian kecil jaringan atau bagian pohon jati tersebut. Mungkin hanya memerlukan potongan cabang tidak lebih dari 10 cm panjangnya.

Kebutuhan bibit pohon jati unggul dalam jumlah besar bila melalui biji akan terbatas, karena tiap pohon tidak bisa menghasilkan biji yang lolos seleksi dalam jumlah sangat besar. Biji yang terseleksipun bila ditanam pasti ada yang gagal tumbuh.

Kemudian sifat tanaman hasil perkecambahan biji bisa memiliki sifat yang berbeda dengan indukannya.Hal inilah yang menjadikan peluang kultur jaringan tanaman jati menjadi solusi bagi kebutuhan bibit dalam jumlah besar.

Jumlah tanaman yang bisa dihasilkan dengan metode kultur jaringan ini bisa beratus-ratus ribu tanaman kecil. Proses kultur jaringan harus dilakukan di fasilitas laboratorium yang steril dan dilakukan pada suatu wadah tertutup yang bisa tembus cahaya sehingga bagian-bagian tersebut bisa berkembang memperbanyak diri dan meregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
ciri ciri pohon jati
sumber : google.com


Tahapan melakukan metode kultur jaringan

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam metode ini yaitu  pembuatan media tumbuh, sterilisasi alat dan bahan, multiplikasi, dan aklimatisasi.

Baca Juga :

Kita akan mengenal satu persatu tahapan dalam metode kultur jaringan ini agar mendapatkan pemahaman yang bagus.

a)Pembuatan Media

Media dalam metode kultur jaringan adalah hal yang pokok dan tidak bisa ditawar. Media ini menjadi tempat menumbuhkan potongan atau eksplan tanaman jati sehingga menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya.

 Secara dasar media kultur jaringan terdiri dari campuran gara mineral yang isinya adalah unsur makro dan mikro asam amino yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Media juga harus mengandung vitamin, gula serta hormon pertumbuhan dengan perbandingan yang terukur. Hormon atau zat pengatur tumbuh ini bisa bermacam-macam.

Yang harus diperhatikan adalah kebutuhan media untuk tiap jenis tanaman bisa berbeda-beda. Hal ini karena kebutuhan “makanan” tiap tanaman berbeda.

Media yang sudah jadi dan steril ini kemudian dimasukkan ke dalam botol kaca. Media tadi juga harus steril, artinye terbebas dari jamur dan mikroorganisme lainnya, Sterilisasi dengan alat yang disebut autoklaf.

Untuk tanaman jati ini media dasarnyanya adalah Media dasar Murashige dan Skoog atau dalam dunia kultur jaringan disingkat MS saja. Kemudian untuk hormon atau zat pengatur tumbuh adalah BAP { Benzil Amino Purin} dan NAA (Naftalena Acetic Acid).

Semua media dasar di atas kemudian ditambahkan dengan 8 gr gram agar-agar per liter media, kemudian ditambahi 0,1 ppm NAA. Media agar ini akan menjadi “tanah “ bagi eksplan yang ditumbuhkan. Semua bahan dimasukkan ke dalam botol kaca bening dan tahan panas. Sterilisari menggunakan auklaf dengan tekanan 15 psi dalam waktu sekitar 20 menit.


b)Tahap Inisiasi

Pada tahapan ini dilakukan pengambilan eksplan yang berasal dari tanaan induk yang akan dikulturkan. Untuk pohon jati bisa dari indukan lokal atau klon unggul yang terbukti tumbuh baik. Sifat unggul seperti : batang lurus tidak banyak cabang, pertumbuhan relatif cepat, tahan terhatap penyakit, daun lebar.Bahan eksplan yang dipakai untuk menumbuhkan pohon jati dengan metode kultur jaringan adalah bagian tunas aksilarnya.


c)Tahap Sterilisasi

Semua bahan dan alat yang dipakai untuk kegiatan metode kultur jaringan ini haruslah dalam keadaan steril. Eksplan tunas aksilar yang diambil dari lapangan harus dibersihkan menggunakan akuades atau air suling. Setelah itu agar bebas dari jamur, eksplan tadi direndam dalam fungsisida selama 15 menit.

Setelah diangkat dari fungisida kemudian dibilas menggunakan akuades 3 kali agar sisa fungisida yang menempel larut. Agar benar-benar steril dari bakter dan mikroorganisme, maka eksplan disemprot alkohol 70%, lalu disemprot dengan larutan kloroz 2,5%, lalu dibilas lagi menggunakan akuades steril. Setelah itu barulah boleh ditanam ke dalam media agar yang telah disiapkan.


d)Tahap multiplikasi

Eksplan yang telah ditaruh dalam botol-botol tadi kemudian diletakkan pada laminar air flow. LAF ini bebentuk lemari dengan bagian depan kaca untuk mempermudah pengamatan pertumbuhan, dan memiliki sirkulasi udara. Kebutuhan cahaya juga disediakan dengan lampu listrik dalam LAF ini.
ciri ciri pohon jati
sumber : google.com

e)Tahap Aklimatisasi

Beberapa minggu kemudian eksplan akan tumbuh menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya. Tanaman ini belum bisa langsung ditanam di lahan. Dari botol kemudian perlu dipindahkan ke tempat persemian dengan terlebih dahulu memberikan hormon pertumbuhan. Setelah beberapa saat tumbuh menjadi lebih besar barulah bisa dipindah ke lahan.

Baca Juga :


Belum ada Komentar untuk "Budidaya Pohon Jati dengan Metode Kultur Jaringan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel