Beberapa Cara Memperbanyak Pohon Jati
13 Jun 2020
Tambah Komentar
Tanaman Jati sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanaman ini banyak dibudidayakan untuk diambil kayunya karena kayu jati nilai ekonomisnya memang tinggi. Kayu ini termasuk yang berharga mahal dan paling diminati oleh seluruh lapisan masyarakat.
Penggunaan kayu jati meliputi untuk konstrusi bangunan, konstruksi jembatan, furniture rumah, kerajinan ukir, dan untuk bahan bangunan seperti untuk kusen, daun pintu, jendela.
Kayu jati memang multi kegunaan, karena bisa dijadikan bahan konstruksi untuk membangun rumah (kuda-kuda rumah), bahkan konstruksi jembatan saat belum banyak digunakan besi baja, rangka kusen, pintu, daun jendela, kerajinan ukir yang bernilai seni tinggi. Furnitur mewah juga banyak yang menggunakan kayu jati ini.
Pohon jati yang berkualitas tentu berasal dari teknik budidaya yang baik. Teknik budidaya yang baik ini melalui usaha menyediakan bibit bermutu unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Masyarakat yang menanam pohon jati seringkali kurang memperhatikan kualitas bibit yang dipakainya karena beberapa sebab, misalnya bibit jati unggul harganya mahal, dan tempat penjualan bibit masih jarang.
Permintaan yang tinggi terhadap kayu memicu permintaan terhadap bibit unggul juga tetap tinggi. Pohon jati yang termasuk ke dalam tanaman berbiji bisa diperbanyak dengan beberapa cara. Secara umum tanaman berbiji perkembangbiakannya bisa dengan dua cara yaitu secara generatif dan vegetatif.
Tanaman berbiji seperti pohon jati ini memiliki bunga yang berkembang menjadi biji. Biji menjadi salah satu organ dari tumbuhan yang digunakan untuk memperbanyak diri.
Salah satu cara untuk memperbanyak tanaman adalah secara okulasi. Teknik okulasi ini sudah umum dipraktikkan untuk tanaman perkebunan misalnya kakao, kopi dan jati. Okulasi dilakukan dengan mengambil mata tunas (scion) dari induk tanaman yang unggul.
Ciri-ciri pohon jati yang baik dan bijinya cocok untuk benih adalah yang sudah berumur lebih dari 5 tahun dan pertumbuhannya lurus. Biji yang telah jatuh bersma dengan bunga dikumpulkan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari.
Biji dipilih yang berbentuk bulat, berukuran lebih besar, warna kulit kuning, dan jika dirasa terasa padat, tidak lembek atau mudah mengkerut kemudian ditanam di dalam polybag kecil yang telah diisi media campuran tanah, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah ditanam sedalam 5 cm, kurang lebih 45 hari tunasnya akan tumbuh lebih kurang 15-20 cm.
Bibit yang masih di dalam polybag ini perlu dilepas dengan hati-hati agar akar yang masih lunak tidak sampai patah. Kemudian tanaman jati kecil dimasukkan ke dalam lubang tanam dalam keadaan tegak. Hal ini dilakukan agar saat tumbuh tetap lurus tidak bengkok.
Tahap kedua adalah mengambil mata tunas (scion), yang dipilih yang keadaannya dorman atau tidur. Mata tunas tidur ini ditandai dengan belum berkembangnya tunas, dan yang jelas dipastikan kondisinya sehat tidak terserang penyakit. Mata tunas yang berasal dari cabang berdiameter kurang lebih 1,5-2 cm, dipilih cabang yang bentuknya silindris.
Pada metode okulasi ini mata tunas diambil kulit beserta kayunya. Namun kayu yang disertakan diusahakan setipis mungkin. Tidak semua tindakan okulasi bisa menghasilkan sesuai harapan, terkadang gagal juga. Kegagalan misalnya tunas menjadi busuk atau kering dan mati.Penyebabnya bisa telat menyiram atau kena jamur.
Mata tunas yang telah diambil tadi kemudian ditempelkan pada tanaman yang menjadi batang bawah atau root stock. Kemudian agar kuat dan tidak terlepas diikat dengan menggunakan tali rafia.
Proses kultur jaringan harus dilakukan di fasilitas laboratorium yang steril dan dilakukan pada suatu wadah tertutup yang bisa tembus cahaya sehingga bagian-bagian tersebut bisa berkembang memperbanyak diri dan meregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Metode kultur jaringan dilakukan dengan mengambil sebagian kecil dari jaringan meristem. Jaringan meristem ini adalah jaringan yang bersifat muda dan masih punya potensi untuk tumbuh menjadi semua bagian tanaman.
Untuk menumbuhkan jaringan ini menggunakan media khusus, berbeda dengan menanam biji. Media dalam metode kultur jaringan adalah hal yang pokok dan tidak bisa ditawar. Media ini menjadi tempat menumbuhkan potongan atau eksplan tanaman jati sehingga menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya.
Secara dasar media kultur jaringan terdiri dari campuran gara mineral yang isinya adalah unsur makro dan mikro asam amino yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Media juga harus mengandung vitamin, gula serta hormon pertumbuhan dengan perbandingan yang terukur. Hormon atau zat pengatur tumbuh ini bisa bermacam-macam.
Beberapa minggu kemudian eksplan akan tumbuh menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya. Tanaman ini belum bisa langsung ditanam di lahan. Dari botol kemudian perlu dipindahkan ke tempat persemian dengan terlebih dahulu memberikan hormon pertumbuhan. Setelah beberapa saat tumbuh menjadi lebih besar barulah bisa dipindah ke lahan.
Penggunaan kayu jati meliputi untuk konstrusi bangunan, konstruksi jembatan, furniture rumah, kerajinan ukir, dan untuk bahan bangunan seperti untuk kusen, daun pintu, jendela.
Kayu jati memang multi kegunaan, karena bisa dijadikan bahan konstruksi untuk membangun rumah (kuda-kuda rumah), bahkan konstruksi jembatan saat belum banyak digunakan besi baja, rangka kusen, pintu, daun jendela, kerajinan ukir yang bernilai seni tinggi. Furnitur mewah juga banyak yang menggunakan kayu jati ini.
Pohon jati yang berkualitas tentu berasal dari teknik budidaya yang baik. Teknik budidaya yang baik ini melalui usaha menyediakan bibit bermutu unggul dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Masyarakat yang menanam pohon jati seringkali kurang memperhatikan kualitas bibit yang dipakainya karena beberapa sebab, misalnya bibit jati unggul harganya mahal, dan tempat penjualan bibit masih jarang.
A. Perbanyakan secara generatif
Tanaman berbiji seperti pohon jati ini memiliki bunga yang berkembang menjadi biji. Biji menjadi salah satu organ dari tumbuhan yang digunakan untuk memperbanyak diri.
Salah satu cara untuk memperbanyak tanaman adalah secara okulasi. Teknik okulasi ini sudah umum dipraktikkan untuk tanaman perkebunan misalnya kakao, kopi dan jati. Okulasi dilakukan dengan mengambil mata tunas (scion) dari induk tanaman yang unggul.
Baca Juga :
- Cara Paling Tepat Menanam Pohon Kaktus Dari Biji
- Ciri Ciri Pohon Pinus Hitam Jepang (Pinus thunbergii) Di Alam Liar
Perbanyakan menggunakan biji
Sumber : google.com |
Biji dipilih yang berbentuk bulat, berukuran lebih besar, warna kulit kuning, dan jika dirasa terasa padat, tidak lembek atau mudah mengkerut kemudian ditanam di dalam polybag kecil yang telah diisi media campuran tanah, pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setelah ditanam sedalam 5 cm, kurang lebih 45 hari tunasnya akan tumbuh lebih kurang 15-20 cm.
Penanaman
Agar tumbuhnya maksimal, dibukan lubang tanam terlebih dahulu berukuran 30x30x30 berjarak 2.5m x 2.5 m. Lubang tanam ini agar akar bibit jati bisa leluasa mencari tanaman karena berada dalam ruang tanah yang gembur. Lubang tanam ini tidak langsung digunakan namun dibiarkan dahulu dalam waktu 2-3 minggu.Bibit yang masih di dalam polybag ini perlu dilepas dengan hati-hati agar akar yang masih lunak tidak sampai patah. Kemudian tanaman jati kecil dimasukkan ke dalam lubang tanam dalam keadaan tegak. Hal ini dilakukan agar saat tumbuh tetap lurus tidak bengkok.
B. Perbanyakan dengan cara Vegetatif
Dengan cara okulasi
Pada metode okulasi ini tahap pertama adalah dengan memilih batang bawah atau root stock, persyaratan umur batang bawah yang baik untuk metode okulasi ini adalah yang sudah berumur 7-12 bulan, dengan besar batang minimal berdiamter 2cm, dipastikan kokoh dan sehat.Tahap kedua adalah mengambil mata tunas (scion), yang dipilih yang keadaannya dorman atau tidur. Mata tunas tidur ini ditandai dengan belum berkembangnya tunas, dan yang jelas dipastikan kondisinya sehat tidak terserang penyakit. Mata tunas yang berasal dari cabang berdiameter kurang lebih 1,5-2 cm, dipilih cabang yang bentuknya silindris.
Pada metode okulasi ini mata tunas diambil kulit beserta kayunya. Namun kayu yang disertakan diusahakan setipis mungkin. Tidak semua tindakan okulasi bisa menghasilkan sesuai harapan, terkadang gagal juga. Kegagalan misalnya tunas menjadi busuk atau kering dan mati.Penyebabnya bisa telat menyiram atau kena jamur.
Mata tunas yang telah diambil tadi kemudian ditempelkan pada tanaman yang menjadi batang bawah atau root stock. Kemudian agar kuat dan tidak terlepas diikat dengan menggunakan tali rafia.
C. Perbanyakan dengan cara kultur jaringan
Keunggulan metode kultur jaringan
Metode kultur jaringan ini banyak dipakai untuk memperoleh bibit dalam jumlah besar. Karena jumlah tanaman yang bisa dihasilkan dengan metode kultur jaringan ini bisa beratus-ratus ribu tanaman kecil.Proses kultur jaringan harus dilakukan di fasilitas laboratorium yang steril dan dilakukan pada suatu wadah tertutup yang bisa tembus cahaya sehingga bagian-bagian tersebut bisa berkembang memperbanyak diri dan meregenerasi menjadi tanaman yang lengkap.
Untuk menumbuhkan jaringan ini menggunakan media khusus, berbeda dengan menanam biji. Media dalam metode kultur jaringan adalah hal yang pokok dan tidak bisa ditawar. Media ini menjadi tempat menumbuhkan potongan atau eksplan tanaman jati sehingga menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya.
Secara dasar media kultur jaringan terdiri dari campuran gara mineral yang isinya adalah unsur makro dan mikro asam amino yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Media juga harus mengandung vitamin, gula serta hormon pertumbuhan dengan perbandingan yang terukur. Hormon atau zat pengatur tumbuh ini bisa bermacam-macam.
Beberapa minggu kemudian eksplan akan tumbuh menjadi tanaman kecil yang lengkap bagiannya. Tanaman ini belum bisa langsung ditanam di lahan. Dari botol kemudian perlu dipindahkan ke tempat persemian dengan terlebih dahulu memberikan hormon pertumbuhan. Setelah beberapa saat tumbuh menjadi lebih besar barulah bisa dipindah ke lahan.
Baca Juga :
Belum ada Komentar untuk "Beberapa Cara Memperbanyak Pohon Jati"
Posting Komentar