Artikel Pilihan

Merawat Pohon Porang Agar Bebas Hama Saat Dipanen

Ciri Ciri Pohon Porang

Merawat pohon porang bisa dikatakan lebih mudah dibandingkan budidaya tanaman lainnya. Pasalnya, pohon porang tidak memerlukan perawatan khusus. Bahkan, pohon ini dapat tumbuh dengan sendirinya.

Telah banyak ditemui pohon porang tumbuh dengan suburnya di hutan. Risiko gagal budidaya pada pohon porang pun tergolong rendah. Namun, tetap saja dalam membudidayakan pohon porang tidak boleh meremehkan perawatannya. Adanya perawatan yang maksimal agar memberikan hasil beserta keuntungan bisnis yang melimpah.

Perawatan Pohon Porang

Sebelum melakukan perawatan, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu tempat budidaya pohon porang. Sebaiknya menanam pohon porang di bawah pohon yang lebih besar. Perlu diketahui terdapat beberapa cara merawat pohon porang sebagai upaya mendapatkan produksi yang maksimal. Terdapat empat tahap yang harus dilalui yakni sebagai berikut :




1. Penyiangan

Merawat pohon porang tidak terlepas dengan penyiangan. Bahasa sederhana dari kata “penyiangan” adalah pembersihan gulma. Penyiangan ini tertuju pada rumput liar yang terdapat di sekitar pohon porang.

Baca juga : Sentra Tepung Porang dan Cara Membuat Tepung Porang

Cara penyiangan dengan membersihkan semua rumput liar hingga mencabuti akar-akarnya. Perlu dipastikan tidak ada lagi akar di dalam tanah sebagai bakal tumbuhnya gulma rumput. Penyiangan harus dilakukan ketika penanaman umbi agar tidak mempengaruhi awal pertumbuhannya.
Ciri Ciri Pohon Porang
Sumber: bangsaonline.com
Selanjutnya, penyiangan bisa dilakukan kapan saja jika terdapat gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar pohon porang. Apa pun jenis gulma yang tumbuh dapat berpotensi sebagai penghalang perkembangan pohon porang, termasuk itu rumput liar.

Rumput liar yang ada dapat merebut unsur-unsur yang menjadi kebutuhan pohon porang, baik itu air, unsur hara, dan lain sebagainya. Tentu saja yang dikhawatirkan dapat menghambat maksimalnya pertumbuhan pohon porang, bahkan gagal penyerapan pupuk yang telah dibuat.

2. Pemupukan

Tahap kedua dalam merawat pohon porang adalah pemberian pupuk. Pemupukan awal dilakukan pada saat penanaman bibit atau disebut sebagai pemupukan dasar. Pemupukan tidak berhenti cukup sekali, melainkan dilakukan secara berkelanjutan setiap setahun sekali saat siklus vegetatif saja.

Siklus tersebut terjadi pada musim hujan, dimana ditandai dengan tumbuhnya tunas dan akar tunas. Pemupukan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Apabila menggunakan pupuk urea sebesar 10 gram per lubang. Jika menggunakan pupuk SP sebanyak 36,5 gram per lubangnya.

Pemupukan ini dilakukan pada musim hujan atau ketika siklus vegetatif, tidak lain karena pada masa itu pohon porang mengalami pertumbuhan. Sehingga, memang sengaja harus dilakukan pemupukan saat siklus vegetatif agar pertumbuhannya optimal.

Melakukan pemupukan cukup di musim hujan karena di luar masa itu pohon porang tidak mengalami pertumbuhan. Jadi bisa dikatakan akan percuma jika melakukan pemupukan pada musim kemarau.
Hal ini dikarenakan musim kemarau merupakan siklus generatif pohon porang, dimana tanaman tersebut beristirahat dengan ditandai layunya dedaunannya.

Baca juga : Cara Mengolah Porang Menjadi Berbagai Bahan Makanan

Dapat disimpulkan bahwa merawat pohon porang untuk budidaya itu terdapat aturan yang harus dipenuhi sesuai dengan karakteristik tanaman tersebut. Tidak lupa juga merawat pohon yang lebih besar yang bisa melindungi tanaman porang dengan baik.

3. Pemanenan Pohon Porang

Pemanenan merupakan bagian dari merawat pohon porang. Pasalnya, juga tidak boleh sembarang waktu dalam memanen. Bagian dari pohon porang yang bisa dipanen adalah umbi porang. Memanen porang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pohon porang yang telah siap untuk dipanen umbinya itu yang memiliki umur 3 tahun setelah penanaman.

Setelah 3 tahun berlalu, bisa melakukan pemanenan lagi hanya setiap satu tahun sekali. Terdapat beberapa tanda pohon porang yang telah siap panen yaitu, terlihat sebagian besar tanaman telah mati, layu, dan tersisanya batang kering. Umbi yang dapat diambil yang telah mencapai bobot sekitar 1 kg. Sedangkan, umbi yang masih kecil dan bobotnya jauh kurang dari 1 kg sebaiknya dibiarkan.

4. Mempertimbangkan Tingkat Kerapatan Pohon Naungan





Pembudidayaan pohon porang akan bisa sukses menghasilkan produksi yang melimpah jika memilih lokasi dengan lingkungan terbaik tumbuh kembangnya. Pohon porang tumbuh di bawah kerimbunan pohon yang lebih besar. Sebagai contohnya, pohon mahoni dan jati.

Dalam merawat pohon porang seminimalnya memiliki kerapatan 40% hingga 60% dari pohon naungan tersebut. Kurang dan kelebihan tingkat kerapatan dapat mempengaruhi keoptimalan pertumbuhan pohon porang.

Baca Juga :







Belum ada Komentar untuk "Merawat Pohon Porang Agar Bebas Hama Saat Dipanen"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel