Artikel Pilihan

Etnobotani Tanaman Pinang Beberapa Masyarakat di Berbagai Wilayah Indonesia

Tanaman pinang terkenal dengan manfaatnya yang sangat banyak. Hampir seluruh organ tubuhnya dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah hingga biji. Manfaat tersebut tak hanya dari bidang kesehatan, tapi dapat pula dari bidang sosial budaya masyarakat. Keberadaannya sangat erat dengan masyarakat Indonesia, khususnya daerah pedesaan.

Kebermanfaatan tanaman pinang pada dunia kesehatan dikarenakan adanya kepercayaan yang tinggi dari masyarakat pedesaan akan khasiat dari tanaman pinang ini. Banyak dari mereka yang lebih memilih mengolah berbagai bagian tubuh pinang untuk dijadikan obat tradisonal daripada menggunakan obat dari dokter. Sementara itu dari segi sosial budaya nya, tanaman pinang ada yang digunakan dalam upacara adat, maupun kegiatan sehari-hari.

Masyarakat Dayak Randu’ di Desa Batu Buil Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi memanfaatkan beberapa organ tubuh pinang. Daun dimanfaatkan sebagai rokok dengan cara mengeringkannya kemudian mengisinya dengan tambakau. Untuk batang dimanfaatkan sebagai saluran air.

Pemanfaatan batang ini dilakukan dengan cara membelah batang secara vertikal kemudian dibuang empulurnya dan dipasang di beberapa sumber air untuk mengalirkan air ke rumah rumah. Masyarakat tersebut juga memanfaatkan bunga pinang untuk obat pegal linu.

Obat ini dibuat dengan cara menghaluskan bunga pinang yang belum mekar, kemudian menyeduhnya dan meminumnya. Buah pinang juga dimanfaatkan oleh masyarakat ini sebagai obat disentri dan obat sakit mata. Untuk membuat obat disentri, buah pinang dikeringkan setelah itu ditumbuk. Sementara itu untuk membuat obat sakit kepala, buah pinang dibakar lalu asapnya di hirup (Nuryanti, 2015).

Masyarakat Desa Semayang, Kutai, Kalimantan Timur memanfaatkan biji pinang untuk mengobati hidung berdarah, bisul, kudis, koreng, diare, disentri, pendarahan yang berlebihan saat menstruasi dan hidung berdarah.

Selain itu oleh masyarakat tersebut biji pinang dimanfaatkan untuk mengatasi eksim, difteri dan cacingan yang disebabkan oleh cacing kerim, cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang. Biji pinang juga dapat dimanfaatkan sebaga obat luka, obat batuk berdahak, gangguan siklus menstruasi, keputihan, penyakit beri beri dan malaria (Agoes, 2010).

Sementara itu masyarakat Suku Dayak Kerabat di Desa Tapang Perodah Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau memanfaatkan tanaman pinang untuk upacara adat “nyambut tamu”. Leluhur suku dayak ini menggunakan pinang sirih atau pinang ilum untuk menyambut tamu.

Pinang sirih terdiri dari campuran tanaman pinang dan sirih yang sudah diracik dan ditambahkan kapur serta daun gamber (Uncaria gambir Roxb). Pinang sirih dijadikan satu paket dengan hidangan tamu (Kuni, 2015).
ciri ciri pohon tanaman pinang bersirih
Sumber :wikipedia.org
Tanaman pinang juga banyak dimanfaatkan secara tradisional oleh masyarakat Aceh dari Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireun. Masyarakat ini memanfaatkan beberapa bagian tubuh tanaman pinang, diantaranya buah yang masih muda, kulit buah, akar pinang, dan janggut pinang. Buah muda tanaman pinang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit maag dan diare.

Baca Juga :

Pengolahan buah pinang ini dilakukan dengan cara mengupas buahnya kemudian ditumbuk dan diperas, setelah itu air perasan nya di minum. Kulit buah dimanfaatkan untuk memperkuat gigi, obat penurun panas dan obat masuk angin. Untuk khasiat memperkuat gigi, kulit buah pinang dikonsumsi bersamaan dengan daun sirih dan kapur sirih.

Sementara itu untuk obat penurun panas dan masuk angin, kulit buah yang telah matang diiris kemudian dicampurkan dengan minyak kelapa dan bawang merah, kemudian di remas-remas hingga keluar patinya, lalu dioles di tempat yang sakit. Untuk akar pinang digunakan untuk obat panyakit disentri dan asam lambung. Pengolahannya dilakukan dengan cara mencampurkan akar pinang, akar kelapa dan akar rumput (naleng lako), kemudian merebusnya bersamaan, lalu air rebusan tersebut diminum.

Janggut pinang dimanfaatkan oleh masyarakat ini untuk mengatasi penyakit gondok. Pembuatannya dilakukan dengan cara mencampurkan janggut pinang, buah pala dan getah jarak, kemudian ditumbuk bersama-sama, lalu hasilnya dioleskan ke bagian tubuh yang sakit (Roswita, 2018). Buah pinang muda juga dimanfaatkan oleh kaum wanita dari kelompok masyarakat Serui, Menyah, Arfak dan Biak yang terdapat di Papua sebagai obat untuk memperkecil rahim pasca melahirkan.

Pemanfaatan ini dilakukan dengan cara memasak buah pinang muda tersebut kemudian diminum air rebusannya. Biji dan kulit dalam buah juga dapat dimanfaatkan untuk memperkuat gigi yang goyah jika di aplikasikan bersamaan dengan sirih. Selain itu air rendaman biji pinang muda juga dapat dimanfaatkan untuk obat sakit mata. Pemanfaatan air rendaman biji pinang tersebut dilakukan oleh Suku Dayak Kendayan dari Kalimantan Barat (Agoes, 2010).
ciri ciri pohon tanaman pinang
Sumber: news.detik.com
Itulah beberapa cara pemanfaatan tanaman pinang di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga bermanfaat!

Baca Juga :


Belum ada Komentar untuk "Etnobotani Tanaman Pinang Beberapa Masyarakat di Berbagai Wilayah Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel