Artikel Pilihan

Menanam Pohon Jati Berpotensi Mendapat Keuntungan 3 Milyar Setiap 10 Tahun

Tanaman jati sudah sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Hal ini karena hasil panen pohon jati bernilai ekonomis tinggi.

Kayu jati bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari konstruksi bangunan, konstruksi jembatan, bahan membuat kusen, daun pintu, bahan untuk furnitur rumah dan bahan kerajinan ukir.

Jadi kayu jati memang nilai ekonomisnya tinggi, harga kayunya lebih mahal dibandingkan dengan jenis kayu lain misalnya kayu mahoni atau akasia.

ciri ciri pohon jati

Karena kayunya bernilai rupiah tinggi maka memanfaatkan lahan kosong untuk ditanami jati menjadi peluang investasi yang menjanjikan. Investasi menanam pohon jati menjadi pilihan banyak orang yang punya uang lebih karena beberapa hal di bawah ini :

1. Menanam pohon jati bisa dilakukan pada semua kondisi lahan, tidak terlalu pilih-pilih lahan bahkan di lahan tandus dan kritis sekalipun bisa untuk menanam pohon jati. Jati bersifat tahan kering, dan tidak tahan tergenang air, sehingga cocok untuk ditnaman di lahan kering.

2. Pohon Jati sangat tahan terhadap kondisi kekeringan. Di pegunungan karst di Jawa bagian selatan yang terbentang antara Kabupaten Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan banyak lahan dipergunakan untuk budidaya tanaman jati ini. Lahan pada kawasan tersebut berbatu, dengan lapisan tanah yang kurang dari 30 cm. Namun pohon jati tetap bisa tumbuh dan dipanen pada waktunya.

3. Pohon jati memiliki perakaran kuat, sehingga tidak mudah roboh. Sistem perakaran pohon jati adala akar tunggang, masuk jauh ke dalam tanah secara vertikal dan menyebar ke samping. Dengan model akar seperti ini pohon jati bisa kuat menahan angin kencang.

4. Hemat lahan. Jarak tanam antara pohon jati bisa rapat semisal 2.5 x 2.5 meter, ataupun 3 x 3 meter.

5. Biaya perawatan mudah dan murah. Sekali bibit jati ditanam, tidak membutuhkan perawatan setiap hari. Hanya waktu awal saja, setelah lebih dari setahun tanaman sudah cukup kuat dan mampu mencari air sendiri sehigga tidak perlu penyiraman rutin. Waktu perawatan setahun hanya 2 kali saja untuk pemangkasan cabang dan pembersihan gulma.

6. Pola tumpang sari antara pohon jati dengan tanaman pangan yang masa panennya kurang dari setahun bisa menjadi strategi petani untuk mengoptimalkan lahannya.
ciri ciri pohon jati
Sumber: groove.co
Eka Sugiri, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhut RI menyatakan bahwa semakin luas lahan jati yang diusahakan maka peluang keuntungan akan makin besar. Karena secara biaya dalam keseluruhan akan makin kecil bila dibagi oleh jumlah bibit yang dapat ditanam.

Baca Juga :

Contoh hitung-hitungan untuk investasi pohon jati dalam 1 hektar adalah sebagai berikut: Misalnya ada 1 hektar lahan, maka bisa digunakan untuk menanam sebanyak 1000 batang pohon jati. Satu polybag bibit jati yang siap tanam harganya berkisar 2500 -4000 rupiah.

Kemudian sudah ada ahli yang menghitung biaya perawatan dan pemeliharaan per pohon untuk 10 tahun yaitu Rp. 96.000. Biaya pembelian atau mengontrak lahan diabaikan dari perhitungan karena bisa sangat variatif tidak bisa dibuat standar.

Maka dalam 1 hektar akan membutuhkan :
  • Biaya bibit 1000 pohon x Rp.4.000 =Rp. 4.000.000
  • Biaya perawatan 100 pohon x Rp. 96.000 = Rp. 96.000.000 per 10 tahun

Maka biaya total yang dikeluarkan untuk bibit dan perawatan dalam waktu 10 tahun (1 kali masa panen) adalah Rp. 100juta rupiah. Biaya ini memang bisa bertambah tergantung kondisi lahan. Semisal perlu untuk membuat jalan setapak menuju kawasan tanam.


Bagaimanakah hasil kayunya dari lahan 1 hektar tersebut?

Dengan menanam bibit sebanyak 1000 batang makan adakan didapat kurang lebih 330 meter kubik kayu jati. Ini didasarkan pada perhitungan dalam 1 meter kubik berisi 3 batang pohon. Jadi dalam waktu 10 tahun akan didapat hasil 330 meter kubik kayu.
ciri ciri pohon jati
Sumber: google.com
Berapakah harga kayu jati per meter kubik? Harga kayu jati per kubik bermacam-macam tergantung pada kualitas kayunya. Namun kita bisa mengambil patokan untuk kayu jati yang berumur 10 tahun harganya akan tidak kurang dari 10 juta per meter kubik. Dengan kapasitan produksi kayu sebanyak 330 meter kubik selama 10 tahun akan didapat potensi penghasilan sebanyak :

10 juta x 330 = Rp. 3.3 milyar rupiah.

Jadi dengan berinvestasi menanam pohon jati sebesar 100 juta yang bisa untuk memenuhi hamparan lahan seluas 1 hektar, maka potensi penghasilannya Rp. 3,3 milyar. Lalu kita asumsikan saja biaya pembelian lahan seluas 1 hektar adalah Rp,100 juta, maka total modalnya adalah 200jt. Keuntungan bersihnya adalah 3.3 milyar dikurangi 200 juta yaitu sebesar Rp. 3.1 milyar. Bagaimana, apakah anda tertarik untuk mencobanya?

Baca Juga :


Belum ada Komentar untuk "Menanam Pohon Jati Berpotensi Mendapat Keuntungan 3 Milyar Setiap 10 Tahun "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel